Pelajari growth funnel AARRR untuk UMKM dengan cara sederhana: definisi tiap tahap, contoh praktis, metrik penting, dan langkah implementasi tanpa tools mahal.
Banyak UMKM sudah aktif jualan—di marketplace, WhatsApp, Instagram, atau bahkan punya toko offline—tapi bingung kenapa penjualan naik-turun dan susah konsisten. Sering kali masalahnya bukan produknya, melainkan alur pelanggan yang tidak terukur: orang datang, tanya-tanya, lalu hilang.
Di sinilah Growth Funnel AARRR membantu. AARRR adalah kerangka sederhana untuk memahami perjalanan pelanggan dari kenal → beli → balik lagi → merekomendasikan. Yang bagus: bisa diterapkan tanpa tools mahal dan tanpa ribet.
1. Apa Itu AARRR dan Kenapa Cocok untuk UMKM?
AARRR adalah singkatan dari:
- Acquisition (dapat orang yang datang)
- Activation (orang “merasakan” nilai / tertarik serius)
- Revenue (orang bayar / transaksi)
- Retention (orang balik lagi)
- Referral (orang ngajak orang lain)
Untuk UMKM, AARRR cocok karena:
- mudah dipahami
- fokus pada langkah kecil yang bisa dieksekusi
- bisa dipakai untuk bisnis online maupun offline
2. Tahap 1 — Acquisition: Datangkan Orang yang Tepat
Tujuan Acquisition bukan sekadar ramai, tapi ramai yang relevan.
Cara praktis UMKM:
- konsisten posting konten produk + manfaat (bukan cuma foto)
- masuk komunitas lokal / grup WhatsApp/FB yang relevan
- optimasi marketplace (judul, foto, deskripsi, kata kunci)
- kolaborasi micro-influencer lokal
- program promo pertama (misal free ongkir/bonus kecil)
Metrik sederhana:
- jumlah DM/WA masuk
- jumlah klik link/kunjungan toko marketplace
- jumlah komentar/pertanyaan per hari
3. Tahap 2 — Activation: Bikin Orang “Klik” dan Mau Lanjut
Activation terjadi ketika calon pelanggan:
- percaya kualitasnya
- paham manfaatnya
- merasa prosesnya mudah
Strategi tanpa ribet:
- buat template chat balasan cepat (FAQ, harga, varian, cara order)
- pasang bukti sosial: testimoni, foto real, before-after
- jelaskan USP sederhana: “beda kami apa?”
- buat “produk starter” yang gampang dicoba (size kecil/paket hemat)
Metrik sederhana:
- rasio orang yang tanya → lanjut minta order format
- jumlah orang yang simpan produk/keranjang (marketplace)
- durasi respon chat (semakin cepat biasanya semakin bagus)
4. Tahap 3 — Revenue: Ubah Minat Jadi Transaksi
Revenue bukan cuma “closing”, tapi juga nilai transaksi dan margin.
Taktik gampang untuk UMKM:
- beri pilihan paket (basic, best seller, bundle)
- upsell ringan: “mau tambah varian X? beda Rp…”
- buat opsi pembayaran & pengiriman jelas
- kurangi friksi: format order yang simpel (Nama, Alamat, Varian)
Metrik sederhana:
- jumlah transaksi per hari/minggu
- AOV (rata-rata nilai order)
- produk paling laku vs produk jarang laku
5. Tahap 4 — Retention: Bikin Pelanggan Balik Lagi
Retention sering jadi “mesin profit” UMKM, karena jual ke pelanggan lama biasanya lebih mudah daripada cari yang baru.
Cara retention yang tidak ribet:
- follow up H+3/H+7: tanya pengalaman, minta review
- kartu ucapan kecil + instruksi pemakaian (biar puas)
- broadcast WhatsApp yang sopan (bukan spam): promo terbatas, restock, tips
- program repeat: “beli 5 gratis 1” atau “poin sederhana”
Metrik sederhana:
- repeat order rate (berapa yang beli lagi)
- waktu rata-rata pelanggan beli lagi
- jumlah pelanggan yang tersimpan di kontak/CRM sederhana
6. Tahap 5 — Referral: Biar Pelanggan Jadi “Marketing Gratis”
Referral itu bukan berharap pelanggan “baik hati”, tapi dibuat mudah dan ada alasan.
Cara praktis:
- kode referral: “ajak teman, dapat diskon X”
- bonus kecil untuk yang review + repost
- giveaway ringan khusus pelanggan lama
- minta testimoni dengan format mudah (template kalimat + foto)
Metrik sederhana:
- jumlah order dari rekomendasi
- jumlah orang yang datang karena testimoni/story pelanggan
- jumlah review bintang 5 (marketplace)
7. Cara Terapkan AARRR Tanpa Tools Mahal (Pakai Catatan Saja)
Kalau kamu mau paling simpel, cukup pakai:
- Google Sheets / Excel
- Notes HP
- fitur label di WhatsApp Business
Langkah 30 menit:
- tulis 5 kolom: Acquisition, Activation, Revenue, Retention, Referral
- isi metrik paling mudah yang bisa kamu lihat setiap minggu
- pilih 1 masalah terbesar (misal banyak yang tanya tapi tidak jadi)
- fokus perbaiki 1 tahap dulu selama 2 minggu
- lanjut ke tahap berikutnya setelah ada perubahan
Prinsipnya: ukur sedikit, tapi rutin.
Kesimpulan
Growth Funnel AARRR untuk UMKM membantu kamu mengubah aktivitas jualan harian menjadi sistem yang lebih terukur: datangkan calon pelanggan (Acquisition), buat mereka yakin (Activation), tutup transaksi (Revenue), bikin mereka balik lagi (Retention), dan dorong rekomendasi (Referral). Kuncinya bukan tools mahal, tapi fokus pada metrik sederhana dan perbaikan kecil yang konsisten.
Baca juga :