Panduan riset keyword berbasis intent: bedakan informational, commercial, dan transactional untuk menyusun konten yang tepat sasaran. Lengkap dengan langkah riset, pola kata kunci, mapping funnel, dan contoh struktur konten.
Riset keyword yang efektif bukan cuma soal cari volume tinggi. Yang lebih penting: apakah keyword itu sesuai dengan intent (niat) pengguna. Karena dua keyword dengan topik mirip bisa punya tujuan yang berbeda—ada yang cuma ingin belajar, ada yang sedang membandingkan produk, ada yang siap membeli.
Dengan riset berbasis intent, kamu bisa:
- bikin konten yang tepat sasaran
- menaikkan CTR dan engagement
- mengurangi bounce karena konten “nggak nyambung”
- mempercepat konversi karena funnel kontennya rapi
Artikel ini akan membahas cara riset keyword berdasarkan tiga intent utama: Informational, Commercial, dan Transactional.
1) Memahami 3 Jenis Intent (Versi Praktis)
A) Informational Intent (Mencari Informasi)
Pengguna ingin tahu, belajar, atau memahami sesuatu.
Contoh pola:
- “apa itu…”
- “cara…”
- “panduan…”
- “tips…”
- “contoh…”
- “mengapa…”
Tujuan konten: edukasi, jawaban jelas, solusi langkah demi langkah.
B) Commercial Intent (Membandingkan & Menilai)
Pengguna sedang mempertimbangkan pilihan sebelum membeli.
Contoh pola:
- “terbaik…”
- “review…”
- “perbandingan… vs …”
- “rekomendasi…”
- “harga…”
- “fitur…”
- “kelebihan kekurangan…”
Tujuan konten: bantu evaluasi, beri perbandingan, bangun trust.
C) Transactional Intent (Siap Action/Beli)
Pengguna sudah siap melakukan tindakan: beli, daftar, order, download, booking.
Contoh pola:
- “beli…”
- “promo…”
- “diskon…”
- “daftar…”
- “order…”
- “booking…”
- “free trial…”
- “demo…”
Tujuan konten: arahkan ke tindakan dengan CTA jelas, minim distraksi.
2) Kenapa Intent Itu Lebih Penting dari Volume?
Banyak website mengejar keyword volume tinggi (biasanya informational), tapi bingung kenapa konversinya kecil. Karena:
- informational = traffic besar, konversi cenderung lebih rendah
- commercial = traffic lebih kecil, tapi kualitas tinggi
- transactional = traffic paling kecil, tapi konversi biasanya paling tinggi
Strategi yang sehat: jangan berat sebelah. Kamu butuh kombinasi yang membangun funnel.
3) Langkah-Langkah Riset Keyword Berbasis Intent
Step 1: Tentukan Topik Utama dan Produk/Jasa yang Ditawarkan
Mulai dari hubungan yang jelas:
- kamu menjual apa?
- masalah apa yang diselesaikan?
- siapa targetnya?
Ini penting agar keyword yang kamu riset tidak “ngawang” dan tetap relevan.
Step 2: Kumpulkan Seed Keyword (Kata Kunci Dasar)
Buat daftar 10–30 seed keyword terkait niche. Misalnya kalau niche “SEO”:
- riset keyword
- on-page SEO
- internal linking
- audit SEO
- technical SEO
Seed keyword ini nanti dipecah menjadi intent berbeda.
Step 3: Perluas Keyword dengan Pola Intent
Untuk tiap seed keyword, tambahkan pola intent:
Informational expansions:
- “cara riset keyword”
- “apa itu internal linking”
- “panduan audit SEO”
Commercial expansions:
- “tools riset keyword terbaik”
- “ahrefs vs semrush”
- “review tools SEO”
Transactional expansions:
- “beli tools SEO”
- “harga ahrefs”
- “semrush free trial”
Teknik ini membuat kamu cepat menghasilkan daftar keyword berdasarkan tahap funnel.
Step 4: Validasi Intent lewat SERP (Halaman Hasil Pencarian)
Ini bagian yang sering dilewatkan, padahal paling akurat. Cek:
- tipe konten yang ranking (artikel, produk, kategori, landing page)
- apakah banyak listicle “best”, review, atau halaman toko
- apakah muncul “People Also Ask” atau hasil produk
Jika SERP didominasi artikel edukasi, berarti keyword itu informational—meskipun kata-katanya terasa “beli”.
Step 5: Kelompokkan Keyword ke Cluster dan Funnel
Buat 3 kolom:
- Informational (TOFU)
- Commercial (MOFU)
- Transactional (BOFU)
Lalu cluster per topik, misalnya:
- “keyword research” cluster
- “SEO tools” cluster
- “content strategy” cluster
Hasilnya adalah peta konten yang rapi dan mudah dieksekusi.
4) Contoh Mapping Intent ke Jenis Konten yang Tepat
Informational → Artikel Edukasi / Panduan
- definisi, langkah, checklist, tutorial
- lead magnet: template, checklist (opsional)
Commercial → Review / Perbandingan / Rekomendasi
- “Best X for Y”
- “X vs Y”
- studi kasus, testimoni, benchmark
Transactional → Landing Page / Product Page
- harga, benefit, fitur, FAQ
- CTA kuat (daftar, beli, demo)
- bukti sosial (review, logo klien, jaminan)
5) Tips Menentukan Prioritas Keyword (Biar Tidak Bingung)
Gunakan skor sederhana 1–5 untuk:
- relevansi dengan bisnis
- tingkat kompetisi (mudah/sulit)
- potensi konversi
- kemampuan kamu membuat konten terbaiknya
Mulai dari keyword yang:
- relevan tinggi
- kompetisi sedang-rendah
- intent commercial atau transactional (lebih cepat berdampak)
Setelah itu, bangun informational untuk memperkuat topical authority.
6) Kesalahan Umum dalam Riset Keyword Berbasis Intent
- mengira semua “cara” itu informational (kadang sebenarnya commercial karena orang ingin solusi produk)
- membuat landing page untuk keyword edukasi (akhirnya tidak rank)
- membuat artikel edukasi untuk keyword beli (konversi bocor)
- tidak membangun internal link antar intent (funnel jadi putus)
Solusi: selalu cek SERP dan buat “jembatan” konten:
Informational → Commercial → Transactional.
7) Struktur Internal Linking Berbasis Intent (Biar Funnel Jalan)
Pola link yang efektif:
- artikel informational menautkan ke:
- perbandingan/review (commercial)
- halaman produk/layanan (transactional) secara natural
- artikel commercial menautkan ke:
- halaman transaksi utama
- artikel edukasi pendukung (untuk trust)
- landing page transactional menautkan balik ke:
- FAQ dan artikel edukasi (untuk mengurangi keraguan)
Ini membuat user tidak “mentok” di satu halaman.
Kesimpulan
Riset keyword berbasis intent membantu kamu membuat konten yang lebih tepat sasaran: informational untuk edukasi dan awareness, commercial untuk membantu pertimbangan, dan transactional untuk mendorong aksi. Dengan memvalidasi intent lewat SERP, mengelompokkan keyword ke funnel, dan menghubungkan konten lewat internal link, strategi SEO kamu akan lebih rapi—dan lebih cepat menghasilkan hasil nyata.
Baca juga :