Panduan membuat landing page dengan konversi tinggi: struktur section yang efektif, checklist copywriting, elemen trust, CTA, serta kesalahan umum yang bikin orang batal klik.
Landing page yang bagus bukan yang paling panjang atau paling “keren desainnya”, tapi yang paling jelas menjawab satu hal: kenapa orang harus klik CTA sekarang?
Masalahnya, banyak landing page gagal bukan karena produknya jelek, tapi karena pesan berantakan: headline tidak tajam, manfaat tidak terlihat, terlalu banyak distraksi, dan CTA tidak terasa “worth it”.
Di artikel ini, kamu akan dapat dua hal yang bisa langsung dipakai:
- Struktur landing page yang terbukti efektif (urutan section)
- Checklist copywriting supaya setiap bagian “nggigit” dan mendorong konversi
1) Prinsip Dasar: Landing Page Itu Bukan Website
Bedanya simpel:
- Website = banyak halaman, banyak tujuan (branding, info, blog, karier, dll)
- Landing page = satu halaman, satu tujuan utama (klik, isi form, beli, daftar)
Kalau landing page kamu punya terlalu banyak menu, banyak link keluar, atau banyak CTA berbeda, fokus pengunjung pecah—konversi biasanya turun.
2) Struktur Landing Page yang Konversi Tinggi (Urutan Section)
Ini struktur “aman” yang cocok untuk banyak jenis bisnis (produk, jasa, course, SaaS). Kamu bisa sesuaikan panjangnya, tapi urutannya sebaiknya tetap.
Section 1 — Hero (Headline + Subheadline + CTA + Visual)
Tujuan: bikin orang paham dalam 5 detik.
Isi wajib:
- Headline: manfaat utama (bukan fitur)
- Subheadline: jelaskan siapa targetnya dan hasil yang dijanjikan
- CTA utama: 1 tombol jelas
- elemen trust mini: “dipakai oleh…”, rating, garansi, atau angka hasil
Contoh pola headline:
- “Dapatkan [hasil utama] dalam [waktu] tanpa [pain terbesar].”
Section 2 — Problem / Pain (Validasi Masalah)
Tujuan: bikin orang merasa “ini gue banget”.
Isi yang efektif:
- 3–5 bullet masalah yang spesifik
- gunakan bahasa yang audiens pakai sehari-hari
- jangan terlalu menghakimi; buat terasa empatik
Section 3 — Solution (Produk/Jasa Kamu = Jawaban)
Tujuan: transisi dari masalah ke solusi.
Isi:
- 1 paragraf singkat: kenapa solusi ini berbeda
- 3–6 bullet “cara kerjanya” atau “apa yang kamu dapat”
Section 4 — Benefits (Bukan Fitur)
Tujuan: bikin orang membayangkan hidupnya setelah pakai produk.
Format yang aman:
- Benefit → penjelasan singkat → contoh (jika ada)
- lebih bagus pakai bahasa hasil:
- hemat waktu
- lebih rapi
- lebih cepat jadi
- lebih tenang
- lebih percaya diri
Section 5 — Social Proof (Testimoni, Review, Case Study)
Tujuan: menjawab keraguan “beneran berhasil nggak?”
Yang paling kuat:
- testimoni yang menyebut situasi awal → proses → hasil
- foto/nama (kalau bisa) atau minimal identitas yang kredibel
- angka konkret (misal: “dari 1% jadi 3,5% conversion rate”)
Section 6 — Offer (Paket, Bonus, Harga, atau Value Stack)
Tujuan: membuat penawaran terasa masuk akal.
Biar “worth it”, jelaskan:
- apa yang didapat (list jelas)
- bonus (jika ada)
- untuk siapa (dan untuk siapa tidak)
- ringkas value: “yang kamu bayar vs yang kamu dapat”
Section 7 — Objection Handling (FAQ atau Jawaban Keraguan)
Tujuan: menurunkan hambatan terakhir.
FAQ wajib menjawab:
- “kalau saya pemula gimana?”
- “berapa lama lihat hasil?”
- “gimana cara akses/pengiriman?”
- “refund/garansi ada?”
- “butuh tools tambahan nggak?”
Section 8 — Final CTA (Penutup yang Menguatkan)
Tujuan: mengulang keputusan tanpa bikin bosan.
Isi:
- ringkas 1–2 kalimat value utama
- CTA tombol
- trust element: garansi, keamanan pembayaran, atau support
3) Checklist Copywriting Landing Page (Yang Bisa Kamu Centang)
Gunakan checklist ini untuk audit cepat:
Headline & Above the Fold
- Headline menyebut hasil, bukan fitur
- Audiens langsung tahu “ini buat siapa”
- Ada 1 CTA utama (jelas, tidak membingungkan)
- Tidak ada distraksi (menu kebanyakan, link keluar)
- Ada trust signal kecil (angka, badge, garansi, sosial proof)
Pesan & Alur Baca
- Urutan section logis: masalah → solusi → bukti → penawaran
- Setiap section punya 1 tujuan (bukan campur aduk)
- Kalimat pendek, mudah discan (banyak bullet)
- Tidak terlalu banyak jargon tanpa penjelasan
Benefit & Offer
- Benefit ditulis sebagai perubahan nyata (“lebih cepat”, “lebih tenang”)
- Value ditumpuk jelas (apa saja yang didapat)
- Risiko pembelian diperkecil (garansi/refund/try)
- Harga (jika ditampilkan) diberi konteks nilai, bukan dibiarkan “telanjang”
Trust & Credibility
- Ada testimoni yang spesifik, bukan generik
- Ada bukti tambahan (angka, before-after, logo client, sertifikasi)
- Ada penjelasan siapa kamu/brand (singkat)
- Ada kontak/support yang jelas
CTA & Friction
- Teks CTA jelas dan berbasis aksi (“Daftar”, “Konsultasi”, “Mulai”)
- Form tidak terlalu panjang (yang penting saja)
- Tidak ada banyak CTA beda tujuan
- Ada CTA di beberapa titik (hero, tengah, akhir) tanpa terasa spam
4) Kesalahan Paling Umum yang Bikin Konversi Anjlok
Ini yang sering terjadi di lapangan:
- headline terlalu umum (“Solusi terbaik untuk bisnis Anda”)
- terlalu fokus fitur, lupa manfaat
- tidak ada bukti sosial (pengunjung ragu)
- CTA lemah (“Submit”) dan tidak menjelaskan nilai
- landing page terlalu panjang tapi tidak menjawab keraguan
- terlalu banyak link keluar (orang kabur sebelum convert)
- copy terlalu “jualannya keras” tapi tidak memberi kejelasan
Landing page yang baik itu seperti sales yang sabar: jelas, meyakinkan, dan mengarahkan.
5) Template Struktur Siap Pakai (Ringkas)
Kalau kamu mau versi super praktis, ini template urutannya:
- Headline hasil + subheadline + CTA
- Masalah yang dirasakan audiens
- Solusi (produk/jasa) + cara kerja singkat
- Benefit utama (3–6 poin)
- Bukti sosial (testimoni/hasil)
- Paket/offer + bonus + garansi
- FAQ (objection)
- CTA final
Kesimpulan
Landing page konversi tinggi dibangun dari dua hal: struktur yang mengalir dan copywriting yang fokus pada hasil + trust. Dengan urutan section yang tepat dan checklist copywriting di atas, kamu bisa mengubah landing page dari “sekadar informatif” menjadi “menggerakkan orang untuk klik”.
Baca juga :